Siapa Yang Akan Menang, Bandar Atau Investor Ritel?

Dalam dunia saham, kadang muncul pertanyaan yang sering ditanyakan oleh pemula dalam berinvestasi saham.

Pertanyaannya seperti ini: kalau bandar itu menguasai market, lalu, investor retail bisa apa?

Well, kontroversi bandar vs investor ritel ini memang tidak akan pernah hilang. Lagian, siapa sih yang akan menang di market?

Bandar atau investor ritel?

Kita bahas dulu siapa bandar. Biasanya, hipotesis siapa itu bandar mengacu pada 3 oknum ini:

1. Individual super kaya yang suka menggoreng saham-saham kecil. (saham2 micro cap yang ga jelas-ga jelas itu memang gampang di goreng)

2. Investor asing. (investor asing ini terdiri dari investor ritel yang bersatu dalam mutual fund asing)

3. Manajer investasi. (Ini juga yang dimanage MI adalah uang investor ritel)

Ujungnya, sebenarnya, kita ini berkompetisi dengan sesama ritel. Kendaraannya saja beda.

Kalau saya invest di reksa dana, berarti saya bandar donk?

Untuk perusahaan-perusahaan big cap seperti BBCA, BBRI, TLKM, dll, saya rasa pergerakannya lebih ke sentimen fundamental daripada isu bandar.

Lagian kok yang ada hanya bandar saham aja? Kok ga ada bandar obligasi? Atau bandar emas? Atau bandar USD? Padahal sama2 punya market.

Istilah bandar ini juga cuma ada di Indonesia aja. Secara teori financial market pun tidak ada istilah bandar, yang kuliah keuangan pasti tahu.

Di Wall street misalnya, tidak ada istilah bandar saham, yang ada smart money dan dumb money.

So, jika kalian seorang investor ritel, bagaimana dapat mengalahkan bandar?

Gampang sebenarnya, belilah saham yang berkualitas dan hold dalam jangka waktu panjang.

Biar bandar makan saham2 gorengan saja.

Kadang investor ritel juga salah. kepengen untung cepat lalu masuk ke saham2 yang ga jelas. Mereka bahkan tidak tahu perusahaan apa yang mereka beli.

Nah itulah mindset penjudi teman2. Tidak tahu apa yang mereka beli.

Kalau udah loss, nyalahin bandar. Yeee.

Padahal, kalau kalian sabar, return IHSG dari awal tahun hingga sekarang itu sudah +3% lebih.

Saya yakin, ada banyak investor ritel yang returnnya di bawah itu, karena sering ngikutin isu2 bandar.

Lawan kalian itu bukan bandar, tetapi dirimu sendiri!