Cara Terbaik Menghadapi Pasangan Yang “Anak Mami”


Ada orang yang menjadikan salah satu kriteria memilih pasangan berdasarkan kedekatannya dengan ibunya. Ini bukan hal yang buruk, karena kedekatan anak laki-laki dengan ibunya bisa membuatnya menjadi orang yang penyayang. Tetapi jika kondisi ibu-anak ini tidak mengenal batas, pernikahan Anda mungkin akan gagal. Memang benar anak laki-laki yang dekat dengan ibunya bisa memiliki banyak empati, termasuk dengan pasangannya.

Mengenal “anak mami”

Sebutan “anak ibu” biasanya merupakan sebutan bagi seorang laki-laki yang setelah dewasa memiliki ketergantungan yang tidak sehat pada ibunya. Padahal, mereka harus bisa menjadi sosok yang mandiri.

Menurut psikolog, kondisi ini mungkin berakar pada masalah masa kecil. Bagi Anda yang mencurigai pasangan Anda adalah anak dari ibu Anda, berikut beberapa indikator yang membedakannya dengan kedekatan mereka dengan ibunya:

Tidak bisa berpikir sendiri

Anak mami harus selalu bertanya kepada ibunya ketika mengambil keputusan, bahkan yang sepele. Jangan heran jika pasangan Anda memutuskan untuk mengikuti nasihat ibunya daripada berbicara panjang lebar dengan Anda.

Tidak mandiri

Pola ini juga menghalangi anak untuk mandiri, berapa pun usianya. Pasangan yang memiliki anak akan terus bergantung pada pasangannya untuk memenuhi kebutuhan finansial, emosional, dan sosialnya.

 

Bagaimana menghadapi pasangan yang anak mami ?

Hubungan yang tidak sehat adalah kondisi yang tidak bisa dihindari ketika Anda memiliki pasangan ibu-anak. Namun, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memperbaiki situasi tersebut, antara lain:

Hidup terpisah

Yang terbaik adalah tidak tinggal bersama mertua Anda jika pasangan Anda adalah anak mami. Sangat mungkin bahwa hubungan ibu-anak lebih diutamakan daripada suami dan istri. Selain itu, ia sering dapat memihak ibunya agar tidak meninggalkannya.

Hindari Konfrontasi

Pikirkan posisi Anda sebagai menantu. Seburuk apapun kondisi anak-anak suami Anda, Anda tetap tidak boleh terlibat konfrontasi langsung dan meminta mertua untuk tidak ikut campur. Jangan pernah menjadi emosional dan berbicara dengan mertua Anda dalam situasi ini juga.
Saat mendiskusikan topik ini, jujurlah tentang bagaimana Anda merasa sedikit cemburu dan berharap Anda memiliki lebih banyak waktu sendirian dengan pasangan Anda. Jadilah sensitif.

Buat keputusan sendiri

Jika pasangan Anda sangat kekanak-kanakan dan sulit membuat keputusan sendirian, Anda harus tegas. Jangan biarkan ibunya sebagai pengambil keputusan mengambil alih dari Anda sebagai individu atau pasangan.
Keputusan tentang keuangan, karier, pengasuhan anak atau bahkan liburan harus dibuat oleh Anda dan pasangan. Ibu tidak memiliki kata terakhir kecuali Anda meminta nasihat mereka.

Jika Anda memiliki pasangan yang merupakan anak mami, evaluasilah dengan cermat bagaimana hal itu dapat merusak hubungan Anda. Mungkin, saat masih berpacaran, kondisi ini tidak terlalu terlihat. Namun ketika akan menikah atau memiliki anak, kondisi ini bisa menjadi masalah.