Mengenal Cara Kerja Epigenetik dan Cara Merubahnya
Tidak seperti perubahan genetik, perubahan epigenetik ini tidak mengubah urutan DNA seseorang. Selain itu, perubahan epigenetik adalah faktor yang mengubah ekspresi gen menjadi aktif atau nonaktif. Jadi, bagaimana pola makan dan aktivitas fisik seseorang akan erat kaitannya dengan status epigenetik seseorang.
Cara kerja epigenetik
Perubahan epigenetik dapat mempengaruhi ekspresi gen dalam beberapa cara. Klasifikasinya adalah:
Metilasi DNA
Metilasi DNA adalah proses penambahan rantai kimia ke struktur DNA. Dengan demikian, kelompok ini ditambahkan ke lokasi DNA tertentu, untuk kemudian menghambat pembacaan perlekatan protein pada DNA.
Kemudian gugus kimia ini juga dapat dilepaskan kembali melalui proses demetilasi. Kehadiran metilasi mengubah gen hidup dan mati.
Modifikasi protein histon
DNA mengelilingi protein histon begitu erat sehingga tidak dapat diakses oleh protein yang membaca gen. Faktanya, beberapa gen di sekitar protein histon akan berada dalam keadaan mati dan sebaliknya.
RNA nonkode
DNA adalah instruksi untuk membuat RNA coding dan non-coding. Proses pengkodean RNA ini berfungsi untuk membentuk protein. Tidak hanya itu, metode ini juga membantu mengontrol ekspresi gen dengan menempel pada RNA coding. Proses RNA noncoding juga melibatkan protein untuk mengubah histon sehingga gen dapat on dan off.
Bagaimana epigenetik bisa berubah?
Berikut penjelasan tentang bagaimana epigenetik berubah:
Tumbuh dewasa
Perubahan epigenetik dimulai bahkan sebelum seseorang lahir. Semua sel dalam tubuh memiliki gen yang sama, tetapi mereka terlihat dan berperilaku berbeda.
Saat seseorang tumbuh dewasa, epigenetik ini membantu menentukan apa fungsi sel. Ini adalah, misalnya, sel-sel jantung, sel-sel saraf atau sel-sel kulit.
Plus, lihat bagaimana sel otot dan sel saraf berbagi DNA yang sama. Namun, cara kerjanya berbeda. Sel-sel saraf mengirimkan informasi ke sel-sel lain dalam tubuh. Sedangkan sel otot memiliki struktur yang membantu kemampuan tubuh untuk bergerak.
Usia
Sepanjang hidup manusia, epigenetik akan terus berubah. Artinya, epigenetik saat lahir tidak sama dengan epigenetik pada masa kanak-kanak hingga dewasa.
Terdapat perbandingan proses metilasi DNA pada neonatus, dewasa usia 26 tahun dan dewasa usia 103 tahun. Dari sana, tingkat metilasi DNA tampaknya menurun seiring bertambahnya usia.
Fleksibilitas
Perubahan genetik tidak permanen. Beberapa perubahan bahkan dapat ditambahkan atau dihapus sebagai respons terhadap gaya hidup dan pengaruh lingkungan.